Suara.com - Ahli Psikologi Forensik, Reni Kusumowardhani mengungkap terdakwa Putri Candrawathi berpotensi mengalami tonic immobility saat terjadi kekerasan seksual. Hal itu disampaikan Reni saat menjadi saksi dalam kasus pembunuhan Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Rabu (21/12/2022).
Secara singkat Reni menjelaskan kondisi itu terjadi ketika seseorang dalam situasi menegangkan, menakutkan, justru responsnya tidak melakukan apa-apa.
Lantas apa itu sebenarnya tonic immobility yang diduga dialami Putri Candrawathi? Simak penjelasan berikut ini.
Apa Itu Tonic Immobility?
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Peran 'Doenpleger', Bisa Bebaskan Bharada E dari Pidana?
Tonic immobility merupakan ketidakmampuan diri untuk berbicara, bergerak atau melawan ketika berhadapan dengan situasi ekstrem atau traumatis. Kondisi ini merupakan metode pertahanan tubuh yang tak disengaja, di mana seseorang dapat mengalami hambatan motorik sementara atau kelumpuhan sementara sebagai respon dari ketakutan ekstrem.
Dalam kondisi tonic immobility, seseorang bisa kehilangan kemampuan untuk menggerakkan badan dan anggota gerak, penurunan detak jantung dan peningkatan ketegangan otot. Selain itu tonic immobility juga ditandai dengan penghambatan motorik yang mendalam, kekakuan otot dan perilaku vokal yang ditekan.
Jadi dalam kondisi tonic immobility, meskipun seseorang menginginkan perlawanan seperti berteriak, mendorong, melawan, dan sejenisnya, namun tubuh malah bertindak sebaliknya.
Penyebab Tonic Immobility
Penyebab tonic immobility yakni terhambatnya sementara kemampuan motorik akibat ketakutan ekstrem. Hambatan tersebut kemudian membuat tubuh seolah mengalami kelumpuhan.
Baca Juga: Beda dengan Sambo Cs, Sidang Hendra Kurniawan dan Agus Nurpatria Ditunda hingga Januari 2023
Dalam penelitian yang dirilis dalam Journal of Experimental Psychopathology menjelaskan, kondisi ini sering ditemui pada orang yang pernah mengalami situasi seperti trauma akibat kekerasan seksual.
Kondisi ini juga dapat ditemukan pada orang yang mengalami kekerasan emosional saat masih kecil, kecelakaan atau trauma yang berkaitan dengan peperangan.
Tonic immobility pun bisa terjadi karena adanya pengaruh aktivitas hormon tertentu, di antaranya hormon kortikosteroid yang punya peran besar yang membuat energi berkurang sehingga seseorang merasa kaku.
Dampak Tonic Immobility Pada Kesehatan Mental
Tonic immobility dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental karena sering kali dikaitkan dengan stres dan kecemasan berlebih serta gangguan stres pascatrauma (PTSD). Akibat tonic immobility ini, korban kekerasan seksual dapat menyalahkan diri sendiri karena tidak berdaya melawan serangan dari orang lain.
Sikap tersebut dapat mengganggu kejiwaan dan menyebabkan trauma psikologis serius bagi korban. Kesehatan mental korban akan bertambah parah ketika dihakimi dan disalahkan karena dianggap tidak memberikan perlawanan terhadap pelaku kekerasan.
Pada umumnya gejala gangguan mental akan muncul dalam waktu beberapa bulan sejak terjadinya pelecehan seksual atau kekerasan. Tapi semua itu bergantung pada kondisi masing-masing korban.
Kontributor : Trias Rohmadoni